Oleh : tim red
Jakarta 19 Januari newsintelijen Saya masih ingat perujung desember 2005, ketika pertama kali sebagai auditor pada perusahaan jasa keamanan internasional, saya harus bertugas di pulau bali. Diluar prediksi saya kali ini, ternyata pekerjaan saya tidak bis selesai dalam waktu yang singkat. Setelah 3 minggu berada di pulau dewata tersebut saya kesulitan untuk survey ke beberapa daerah terpencil di pulau bali.
Sebenarnya perusahaan meyediakan driver dan seorang expat untuk membantu pekerjaan saya, namun apa dikata kemampuan pemetaan “jalan dan pelosok” mereka jauh dari kata sempurna.
Disalah satu perusahaan asing yang bergerak dibisnis pengolahan makanan, yang kebetulan client perusahaan kami juga, saya secara tidak langsung berkenalan dengan sesosok anak muda berkulit kehitaman, berambut keriting yang setiap saya tanyakan tentang segala sesuatu menyangkut Pulau bali, dapat dijawabnya dengan cepat, singkat namun berisi. Saya senang sekali. Seiring waktu berjalan, saya bertanya ke anak muda ini, kapan waktu kamu minta ijin sama pimpinanmu pada saat kamu tidak bekerja ( off duty ), coba antar abang keliling Bali. Singkat padat dijawabnya : “siap”.
Itulah perkenalan saya, pertama kali dengan Yerimoth Bantara. Tidak banyak bicara namun lebih banyak bekerja. Jarang sekali saya lihat ada anak perantauan seperti ini. Jeri ( panggilan saya ) Mampu berteman sengan semua kalangan, tanpa memandang sekat sekat primodial. Saya katakana kita Indonesia, abang orang batak , adek abang orang timur. Mantapppp. Akhirnya tanpa banyak cerita yang panjang, 2006 Yerimoth Bantara , “belajar menaklukan Ibukota DKI Jakarta” . Setela “kemenangan” di Jakarta selanjutnya Putra daerah harus memajukan tanah Leluhurnya begitu filosofi yang saat ini sedang diperjuangkan oleh jery. Yeri Bantara, kelahiran Merebasa, Kolana 7 Desember 1979terdaftar sebagai Caleg PPP di Dapil NTT 1 meliputi Flores, Alor dan Lembata.
Pandangan jeri tentang pembangunan daerahnya menyangkut aspirasi atau usulan-usulan dari masyarakat Kabupaten Alor hampir tidak terjawab, bahkan peristiwa yang paling tragis ketika pada awal tahun 2023 ada anggaran atau alokasi dana Inpres untuk pembangunan infrastruktur jalan di NTT sebesar Rp. 800 Miliar lebih, akantetapi Kabupaten Alor tidak mendapat porsi ini. Dan perwakilan dari daerah dan pusat tidak ada orang yang mempertanyakan, mengapa sebagian besar kabupaten di NTT mendapatkan Dana Inpres, tetapi Kabupaten Alor tidak. Salah satu alasan ini yang menginspirasi jeri untuk ada terwakilnya Warga Alor yang duduk di kursi DPR RI. Harus itu Jawabnya !!
Yeri akan bertarung untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat di daerahnya dengan maju menjadi Calon Anggota DPR RI melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Daerah Pemilihan NTT 1. No urut #1 semoga Tuhan Yang Maha Kuasa Memberkatinya.
Jakarta , Awal Januari 2024