Oleh : Humas BUMN
MEMPAWAH, 21 Maret 2024
Indonesia secara konsisten melakukan percepatan dalam merealisasikan
program hilirisasi pertambangan dan mineral dalam negeri.
Terbaru, Induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor pertambangan, PT Mining Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID telah memastikan Pembangunan
Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Phase 1 di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, rampung.
SGAR yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut akan dioperasikan oleh join dua BUMN, yaitu PT
Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk. Dalam kaitan ini dijalankan oleh PT
Borneo Alumina Indonesia (BAI), anak usaha Inalum.
Presiden Joko Widodo mengunjungi proyek pembangunan SGAR tersebut pada Rabu (20/3/2023).
Hadir pada
kesempatan tersebut Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso.
Presiden menegaskan bahwa SAGR Mempawah ini merupakan bukti nyata hilirisasi terus dilakukan di
Indonesia.
Setelah membangun Smelter Nikel, kini Indonesia membangun Smelter Bauksit di Mempawah.
“Inilah yang selalu saya sampaikan, yang namanya hilirisasi.
Setelah Nikel sudah, sekarang masuk ke Bauksit. Karena yang banyak bauksit memang di Kalimantan Barat,” ujar Joko Widodo.
Presiden menambahkan, kenapa SAGR Mempawah harus dibangun? Karena kebutuhan Indonesia besar.
Dan separuh dari kebutuhan dalam negeri masih impor. “Jadi kalau SAGR ini jadi, dari sini akan dibawa ke Kuala Tanjung, disana ada industri alumunium. Dikerjakan disana, selesai jadi alumunium, sehingga kita tidak impor lagi. Targetnya itu. Ini akan selesai bulan Juni 2024. Kemudian full capacity akan di awal tahun 2025,” papar Presiden.
Dengan mencegah impor, kata Kepala Negara, maka Indonesia dapat melakukan penghematan devisa.
Presiden menegaskan bahwa SAGR Mempawah merupakan bagian dari pekerjaan besar Indonesia dalam
merealisasikan hilirisasi.
Pekerjaan besar lainnya adalah memastikan semua ekosistem terhubung dan
terintegrasi.
“Hasil dari SAGR Mempawah ini disiapkan juga untuk EV baterai. EV baterainya selesai. Nanti tembaganya yang di Gresik dan NTT selesai pada Bulan Mei 2024,” katanya.
Presiden menambahkan, “Jika semua itu jadi dan saling terintegrasi semua komponen di EV semuanya dibuat
di dalam negeri. Dari hulu sampai hilir. Body dari alumunium, EV baterainya dari Nikel. Lalu tembaga untuk
kabel dll.
Jadi satu terintegrasi. Sehingga efisien, barangnya kompetitif, bisa bersaing dengan yang lain. Goalnya kesana.
Sementara itu, Erick Thohir mengatakan, SGAR di Mempawah tersebut telah mendukung terciptanya integrasi industri aluminium dari hulu hingga hilir. SGAR ini juga dilengkapi oleh penghubungan rantai pasokan antara
mineral bijih bauksit dari Antam dengan pabrik peleburan aluminium di Inalum.
“Pembangunan Smelter ini memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar
salah satunya dengan penyerapan lebih dari dua ribu lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Hendi menyampaikan bahwa MIND ID terus menjalankan tugas dan mandat pemerintah untuk bersinergi mengolah hasil sumber daya alam mineral untuk peradaban, kemakmuran, dan masa depan yang lebih cerah. Smelter alumina ini akan berimplikasi langsung pada penyerapan tenaga kerja hingga 1.000 orang.
“Dengan rampungnya SGAR Phase 1 di Kabupaten Mempawah ini, posisi Indonesia di rantai pasok global
akan semakin solid, sehingga mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi global ke depan,” katanya.
SGAR Phase 1 Mempawah merupakan bagian dari aksi korporasi Inalum dalam menciptakan ekosistem
industri aluminium terintegrasi dari hulu (bijih bauksit) hingga hilir. Proyek SGAR Mempawah ini menghubungkan rantai pasokan antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat
dengan pabrik peleburan aluminium.
Adapun, nilai investasi PSN ini mencapai US$831 juta atau sekitar Rp 12,5 triliun. Proyek SGAR Phase 1 ini
ditargetkan berproduksi mulai kuartal ketiga 2024 dan beroperasi dengan kapasitas penuh pada tahun 2025. Nantinya, smelter ini memproduksi sekitar 1 juta ton alumina per tahun dengan bahan baku 3,3 juta ton bauksit
per tahun.
Sebagian besar produk alumina dari SGAR phase 1 akan dijadikan bahan baku utama untuk Smelter Aluminium Inalum yang berada di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, dengan kapasitas 275 ribu ton per tahun. Alumina merupakan bahan utama pembuatan aluminium primer seperti ingot, alloy, billet, bar, keramik, dan produk harian lainnya.
Mining Industry Indonesia (MIND ID) merupakan BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk, dan PT Freeport Indonesia (PTFI)