Kuningan, Jawa Barat – Newsintelijen.com // Sebuah oase pendidikan dan kemanusiaan berdiri kokoh di Dusun Buahjenuk, Desa Parakan, Kecamata Maleber,
Kabupaten Kuningan. Pondok Pesantren Thoriqul Azkiya, di bawah asuhan tulus Bapak Pipin S.Pd.I, menjadi rumah bagi 50 santri yatim piatu dan kaum dhuafa yang datang dari berbagai pelosok negeri, bahkan hingga luar Jawa.
Pondok pesantren ini menarik perhatian karena berkomitmen penuh untuk tidak memungut biaya sepeser pun dari para santrinya.
Bapak Pipin S.Pd.I, seorang sarjana pendidikan Islam yang visioner, mendedikasikan hidupnya untuk mengumpulkan dan membimbing anak-anak yang paling membutuhkan ini. Dengan perjuangan tanpa lelah, dimulai dari beberapa santri hingga kini mencapai angka 50, beliau membuktikan bahwa semangat berbagi dan berkorban dapat mewujudkan impian. “Betapa bahagianya bisa berbagi dengan sesama, membangun akhlak,
membangun ilmu, dan membangun generasi penerus bangsa,” ujar Bapak Pipin dengan penuh semangat. “Tunas bangsa yang punya budi pekerti luhur, ilmu agama, dan akhlak yang baik ini akan melanjutkan hidup mereka, membangun bangsa, agama, dan keluarganya.”
Namun, operasional Pondok Pesantren Thoriqul Azkiya menghadapi tantangan besar. Dengan jumlah santri yang signifikan dan komitmen untuk gratis, pondok pesantren ini memerlukan biaya yang sangat besar. Kebutuhan dasar seperti anggaran kebersihan untuk kesehatan, tempat tinggal yang layak, fasilitas Majelis Taklim, buku-buku pelajaran, alat tulis, serta perlengkapan ibadah (sajadah, sarung, mukena, Al-Quran) menjadi prioritas utama.
Selain itu, kesehatan dan nutrisi santri yang mayoritas adalah kaum dhuafa dan yatim piatu juga membutuhkan perhatian serius. Sabun mandi, MCK yang layak dan bersih, kasur, serta tempat tidur yang memadai menjadi kebutuhan mendesak untuk menunjang kenyamanan dan kesehatan mereka.
Yayasan Pondok Pesantren Thoriqul Azkiya ini ingin sekali berdiri dan berkembang menjadi besar, dengan harapan tidak ada pungutan sepeser pun untuk santri, siswa, maupun mereka yang mondok, termasuk para manula atau orang tua yang tidak terurus oleh keluarganya. “Kami ingin sekali pesantren ini tertata, tempat mandi yang bagus dan bersih, tempat belajar yang tertata, Majelis Taklim yang bagus, ada kantin, ada MCK yang bersih, dan ada gedung aula,” harap Bapak Pipin.
Pihak Pondok Pesantren Thoriqul Azkiya sangat berharap uluran tangan dari berbagai pihak. Semoga Pemerintah Kabupaten Kuningan, mulai dari dinas sosial, para dewan, Bupati, Gubernur, hingga Walikota, dapat melirik pesantren ini. Ini adalah pesantren yang ingin berkembang maju, didirikan dengan tulus ikhlas karena Allah (Lillahi Ta’ala), dan merupakan satu-satunya yang gratis tanpa pungutan.
Harapan besar juga ditujukan kepada para pengusaha, dermawan, dan pejabat birokrasi pemerintah pusat – Bapak Presiden, Bapak Gubernur, Bapak Walikota, Bapak Bupati, serta DPRD Kabupaten Kuningan. Jawa barat
Semoga Allah menitipkan rezeki-Nya melalui mereka untuk membantu umat santri ini yang telah belajar dengan gratis. Dukungan nyata dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah akan sangat berarti dalam mewujudkan cita-cita besar Pondok Pesantren Thoriqul Azkiya untuk mencetak generasi Qur’ani yang berakhlak mulia dan berguna bagi bangsa.
Jurnalis : Agus Ir