JAKARTA28/10-news Intelijen.com
Selamat bulan bahasa dan sumpah pemuda 28 Oktober 2024
kita bersyukur kepada Allah SWT, dimana kita diberikan para pendahulu pemimpin bangsa sehingga menjadi panutan hingga kita menjadi negara yang satu ,
satu bahasa satu bangsa satu negara,itu tidak terlepas dari jasa jasa mereka, namun akhir akhir ini kita kurang menghargai dan kurang bersyukur terhadap menghargai karya besar dari hasil perjuangan mereka terbukti apa?
1. Telah terjadi kerusakan kerusakan persatuan dan kesatuan baik antar agama, golongan dan suku contoh saling menghujat saling membenci di awali oleh ringannya ucapannya kata2 yang tidak beretika akhirnya memicu keributan dan kericuhan serta keretakan menjurus perpecahan,yang lebih miris lagi didalam penggunaan bahasa terutama bahasa pergaulan generasi muda kita saat ini, kita pasti sering mendengar kata kata sarkasme (kasar) bahkan di mulai dari lingkungan sekolah mereka menggunakan kata kata pergaulan yang tidak enak didengar di medsos seringkali posting hal kata kata kasar seperti hal biasa tidak ada lagi rasa malu dan itu bertentangan budaya kita selaku orang timur ,
Ingat pepatah kuno yang sering kita dengar bahwa “bahasa menunjukkan bangsa” namun rupanya sekarang anak anak muda sering sekali menggunakan bahasa sarkasme ( kasar) bahkan menjadi kebanggaan anak anak muda contoh anjir, njiir, ucapan nama2 binatang bahkan diucapkan bangga seolah2 bahasa gaul, apakah di sekolah tidak lagi diterapkan berkomunikasi itu dengan bahasa yang baik, benar dan beretika rasanya waktu saya sekolah dulu guru senantiasa menekankan bahasa bahasa yang baik, bahasa yang benar dan bahasa yang beretika, bahkan seringkali dengan mudahnya memposting bicara hal buruk terhadap pimpinan itu seperti hal biasa, sangat miris, hapuskan pembiaran tersebut karena jika dibiarkan itu akan memicu perpecahan,
Dan seperti diketahui
Dengan kata kata buruk tersebut ada perilaku yang secara sadar atau tidak terpengaruhi perilaku kita seperti mudah untuk berperilaku bullying, roasting, olok2,
Sadar itu tidak baik? Atau tidak sadar?
Perilaku tersebut masuk dalam kekerasan dalam pergaulan sebagai bibit keretakan dan perpecahan dalam persatuan masyarakat dan bangsa ,
mari kita di bulan bahasa ini kita hidupkan kembali berbahasa yang baik, benar dan beretika itu yang seharusnya anak muda merasa keren dan gaul ketika mereka memakai bahasa yang baik, benar dan beretika,
semoga Menteri pendidikan bisa memasukkan kurikulum berbahasa baik, benar dan beretika dengan begitu arah kurikulum kita harus melaksanakan pengajaran dan pendidikan yang berkualitas syarat akan budi pekerti dan moral ,
saya kira seluruh pakar pendidikan paham apa itu pengajaran dan pendidikan ?
Berbahasa yang baik, benar dan beretika itu adalah ciri warna budaya Indonesia yang sudah terkenal sejak jaman leluhur kita, mari bersama sama kita ciptakan generasi penerus yang baik, Generasi penerus adalah cikal bakal generasi pembangun bukan sebagai generasi perusak,
Salam merah putih menuju Indonesia emas
Ishana Adriana D SE, MM
Ketua Yayasan Islam Pendidikan Sunan Bonang
Tangerang/ BENDAHARA umum LPAKN RI PROJAMIN