Gajah jinak di CRU serba jadi dipulangkan ke sere, Bagai mana nasib penanganan Konflik gajah Ini, kata DPRK Datu .

NEWSINTELIJEN.COM | ACEH TIMUR , Dua ekor gajah jinak yang selama ini di tempatkan di Conservasi Respon Unit CRU serba jadi Kabupaten Aceh Timur dipulangkan ke sare Aceh Besar .

Mirisnya pemulangan dua ekor gajah itu disebabkan kurangnya dukungan finansial pemerintah Aceh Timur .

” Hari ini gajah kami pulangkan , karena kurangnya dukungan pemerintah daerah, sehingga terpaksa dikembalikan, ” kata Muhammad Thaib mahot di CRU , Muhammad Thaib , menjelaskan kurangnya dukungan tersebut berupa tidak adanya anggaran khusus operasional petugas , makanan dan perawatan gajah sehingga gajah dipulangkan,

 Anggota DPRK Aceh Timur , Samin alam tanoga atau datu , menanggapi terkait gajah jinak yang dipulangkan .

Menurutnya dua ekor gajah tersebut berjenis kelamin betina , sehingga mengundang gajah jantan liar untuk datang ke CRU

Baca Juga :  Semarakkan Arena PON, Pemkab Aceh Utara Gelar Gotroy di Sekitar Bandara Malikussaleh

“Kita amati, gajah itu tidak memiliki fungsi di CRU, gajah liar terus datang mendekat ke lokasi karena adanya gajah betina di CRU,” katanya.

Terkait kurangnya dukungan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur itu juga menjadi faktor, karena Pemkab tidak menganggarkan dana khusus untuk operasional personil dan biaya perawatan gajah.

Tidak adanya dana khusus yang diperuntukkan, sehingga kondisi itu membuat CRU menjadi carut-marut.

Kemudian keberadaan gajah jinak, tidak efektif mampu mengatasi konflik gajah dan warga di kawasan Peunaron, Serba Jadi, Birem Bayeun, dan Ranto Selamat, sehingga mengakibatkan gajah di CRU tidak mendapatkan dukungan sosial dari warga sekitar. Hingga saat ini warga masih menelan kerugian akibat kerusakan yang di timbulkan gajah liar.

Baca Juga :  Kepala Puskesmas Darul Aman Minta Pustu dan Polindes Tingkatkan Pelayanan Kesehatan di Desa

“Maka sajauh ini kami masih mempelajari cara efektif mengatasi konflik gajah dan manusia yakni dengan power pancing, bukan digiring dengan gajah jinak,” ujar Datu.

Datu juga berharap BKSDA Aceh menginvestigasi faktor penyebab konflik gajah sehingga dapat melakukan pencegahan dan cara yang paling relevan mengatasinya, kata Datu. 

(Nazar.)

Array
Related posts
Tutup
Tutup